TIMES SOLOK, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan bahwa pemerintah akan memperketat seluruh prosedur pengawasan Program Makan Gratis (MBG) sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam menjaga kesehatan siswa. Pernyataan itu disampaikan saat meresmikan Program Digitalisasi Pembelajaran 2025 di SMPN 4 Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (17/11/2025).
Langkah itu merespons munculnya sejumlah laporan gangguan kesehatan yang dialami siswa setelah mengikuti layanan makan gratis di beberapa daerah.
“Dari sekian juta (penerima), ada kekurangan, ada yang mereka bilang keracunan. Yang namanya sakit perut biasa sebetulnya. Makan di warung bisa sakit. Saya makan di rumah saja kadang salah makan. Tapi kita ambil alih tanggung jawab,” ujar Presiden.
Gangguan Kesehatan Didominasi Keluhan Perut Ringan
Presiden meminta publik tidak langsung mengaitkan setiap kasus gangguan kesehatan dengan program MBG. Menurutnya, gejala yang dilaporkan lebih sering berupa gangguan pencernaan ringan, yang dapat dipicu berbagai faktor seperti kebersihan makanan, air, atau perilaku cuci tangan.
Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah bertanggung jawab penuh atas seluruh laporan dan akan menindaklanjutinya secara serius.
Instruksi Perketat Higienitas dan Prosedur Persiapan
Presiden memberi instruksi agar seluruh pihak terkait meningkatkan standar pelaksanaan MBG, mulai dari proses penyusunan menu, higienitas dapur, hingga penggunaan teknologi pendukung.
“Tidak boleh ada sedikit pun penyimpangan. Karena itu persiapan lebih ketat, pemantauan lebih keras. Alat pembersih ompreng, alat filtrasi air, dan sebagainya harus disiapkan,” katanya.
Capaian MBG Melampaui Program Internasional
Dalam satu tahun pelaksanaan, Program Makan Gratis disebut telah menjangkau 44 juta penerima manfaat. Jika dibandingkan secara data internasional, capaian itu melampaui program serupa di Brasil, yang membutuhkan 11 tahun untuk mencapai 40 juta peserta.
Pemerintah menargetkan perluasan hingga 82,9 juta penerima manfaat, menjadikan MBG sebagai salah satu program gizi terbesar di dunia.
Presiden menekankan bahwa capaian ini harus diimbangi tata kelola ketat dan konsistensi kualitas.
“Ini uang rakyat. Harus disiapkan dengan baik agar tidak terjadi penyimpangan,” ujarnya.
Manfaat MBG Terasa di Masyarakat
Prabowo menilai sebagian besar masyarakat telah merasakan manfaat MBG, terutama dalam distribusi gizi, pengurangan kelaparan sekolah, serta peningkatan kehadiran siswa di daerah-daerah rentan.
Ia optimistis bahwa manfaat ekonomi, kesehatan, dan pendidikan akan semakin terasa seiring penyempurnaan pelaksanaan di lapangan.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Prabowo Perketat Pengawasan Program Makan Gratis Usai Muncul Keluhan Kesehatan Siswa
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Imadudin Muhammad |