Berita

Megawati Soekarnoputri Ajak Seluruh Kader PDI Perjuangan Renungkan Tragedi Kudatuli

Selasa, 27 Juli 2021 - 19:18
Megawati Soekarnoputri Ajak Seluruh Kader PDI Perjuangan Renungkan Tragedi Kudatuli Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (FOTO: Hasbullah/Tangkapan Layar Zoom).

TIMES SOLOK, JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama seluruh jajaran partainya dari tingkat pusat hingga ranting, melakukan upacara secara virtual, memperingati Tragedi 27 Juli 1996 yang dikenal sebagai peristiwa Kudatuli

Kali ini, mayoritas peserta acara tersebut mengenakan baju serba hitam. Ketua Umum Megawati Soekarnoputri mengingatkan seluruh kadernya untuk merenungi tragedi yang memakan korban jiwa ratusan orang itu. Bahwa untuk memperjuangkan keadilan butuh pengorbanan yang sangat berat. 

Acara renungan Tragedi Kudatuli itu diselenggarakan secara virtual. Dari Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat, hadir Sekjen Hasto Kristiyanto, Wasekjen Sadarestuwati, serta dua Ketua DPP, yakni Eriko Sotarduga dan Djarot Saiful Hidayat. 

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hadir secara virtual dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat. Elite partai berlambang banteng moncong putih juga hadir virtual, di antaranya Prananda Prabowo, Puan Maharani, Olly Dondokambey, Rudianto Tjen, Utut Adianto, Komaruddin Watubun, Ahmad Basarah, dan Mindo Sianipar. 

Ada juga Wiryanti Sukamdani, Nusyirwan Sudjono, Made Urip, Bambang Wuryanto, Rokhmin Dahuri, Sri Rahayu, Said Abdullah, dan Ribka Tjiptaning. Kader dan pengurus daerah PDI Perjuangan dari seluruh Indonesia turut mengikuti acara secara daring. 

Hasto mengatakan, PDI Perjuangan berakar sejak Partai Nasionalis Indonesia (PNI) didirikan oleh Bung Karno pada tahun 1927. Partai yang mengadopsi gagasan, ide, dan pemikiran Bung Karno itu juga pernah diluluhlantakkan saat rezim Orde Baru. 

Partai yang masih bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI), pada 27 Juli 1996, mendapat tekanan. "Kantor DPP ini menjadi saksi bagaimana demokrasi mencoba dibungkam oleh kekuasaan," kata Hasto. 

Hasto menjelaskan, di Kantor DPP ini, mimbar demokrasi dibangun untuk menyuarakan perjuangan demi menegakan demokrasi bersama dengan Megawati Soekarnoputri. Namun, kantornya itu diserang. 

"Kita tahu begitu banyak korban atas peristiwa tersebut dan ini menjadi menjadi momentum demokrasi yang sangat penting di dalam rekam jejak demokrasi Indonesia," urai Hasto. 

"Karena itulah, pada hari ini, kami memperingati Peristiwa Kudatuli tersebut secara khusus, sekaligus oleh Ibu Megawati Soekarnoputri kami diminta untuk mengkhidmati, untuk merenungkan agar seluruh spirit perjuangan membawa kemajuan bagi Indonesia Raya yang telah diperjuangkan tidak mudah, penuh pengorbanan khususnya oleh Bung Karno dapat terus kami lanjutkan," tambahnya. 

Politikus asal Yogyakarta itu juga menyampaikan keinginan Megawati agar dibangun Monumen 27 Juli di Kantor DPP PDI Perjuangan sebagai pengingat bahwa kekuatan partai itu berasal rakyat itu sendiri. 

Monumen juga ditujukan agar setiap kader PDI Perjuangan tidak lupa sejarah Tragedi Kudatuli. Dalam acara ini, para kader juga diminta merenung dan mendoakan para korban. 

"Tidak hanya mendoakan arwah korban 27 Juli (atau di peritiwa Kudatuli), tetapi juga bagi kemajuan bangsa Indonesia, agar seluruh perjuangan para pahlawan tersebut tidak sia-sia," demikian jelas Hasto Kristiyanto, Sekjen PDI Perjuangan di hadapan Megawati Soekarnoputri. (*)

Pewarta : Hasbullah
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Solok just now

Welcome to TIMES Solok

TIMES Solok is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.